Kamis, 03 Februari 2022

TUMPEK KANDANG

 


Tumpek Kandang atau juga disebut sebagai Tumpek Uye diperingati oleh umat Hindu setiap 210 hari sekali (perhitungan kalender Bali) atau tepatnya pada tepatnya pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Uye. Dimana pada perayaan Tumpek Kandang, umat Hindu akan membuat sebuah upacara kepada hewan seperti sapi, bebek hingga babi. Tumpek Kandang adalah merupakan salah satu wujud rasa kasih dan sayang serta ungkapan rasa terimakasih manusia pada binatang peliharaan atau ternak.

Binatang itu dianggap sangat berjasa karena sudah membantu manusia dalam bekerja, digunakan sebagai kurban dalam upacara, disembelih untuk konsumsi dsb.

Kandang dalam filosopi mengandung makna mengandangkan pikiran yang begitu liar, diibaratkan seperti hewan dan harus dikendalikan sehingga mampu membatasi atau mengekang keinginan yang bersifat seperti binatang, misalnya seperti hidup tanpa tata krama, liar, malas dsb.

Kalau dilihat dari Urip Saniscara Kliwon Uye, berjumlah 7 dan itu dianggap sebagai hari yang berwatak rajas, yang disejajarkan dengan watak Sato ( binatang)

Saniscara 9 + Kliwon 8 + Uye 8 = 25 dan apa bila kita dijumlahkan

2 + 5 = 7.

Untuk itu pada hari Tumpek kandang kita perlu menyucikan diri, untuk nyomia atau menetralisir kekuatan binatang dalam diri kita, karena daging dari hewan yang kita makan akan bersemayam pada tubuh manusia dan akan membawa pengaruh pada tabiat, sifat dan karakter manusia. Saniscara Uye merupakan Tumpek Kandang untuk mengupacarai semua jenis binatang besar, ternak maupun binatang lainya. Upacaranya untuk sapi, kerbau, gajah dan binatang besar lainnya.

(Sumber; Sundarigama)

Pada Tumpek kandang umat menghaturkan persembahan pada Sang Hyang Rare Angon sebagai manifestasi dari Dewa Siwa yang berfungsi sebagai penguasa dan penjaga semua binatang. Dengan tujuan untuk diberikan keselamatan pada semua hewan peliharaan dan ternak agar bisa bermanfaat dan hasilnya melimpah dan sesuai dengan harapan dari pemiliknya. Dengan menghaturkan persembahan itu maka manusia juga berharap agar tidak menjadi tulah hidup, karena hanya menikmati saja tanpa persembahan.

Semua persembahan itu hendaknya juga disesuaikany dengan tempat, keadaan dan kemampuan darisetiap umat,Dumogi sarwa prani ngemanggihin kerahayuan kerahajengan ring jagate.

Om Shanti shanti shanti Om 🙏🙏🙏


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI BALI ANYAR - KURIKULUM MERDEKA

Tetuek Puisi Bali Anyar lan Panglimbak Puisi Bali Anyar Puisi Bali Anyar inggih punika sinalih tunggil kria sastra bali anyar sanē nēnten ...